Kamis, 11 Juli 2013

  • Meraih Kemuliaan Ramadhan


    Sungguh termasuk diantara keutamaan dan nikmat Alloh yang sangat besar kepada para hambanya adalah mempersiapkan kepada mereka musim dan waktu yang penuh dengan keutamaan, agar menjadi ladang menuai pahala bagi orang-orang yang taat dan medan bagi orang yang ingin berlomba-lomba kebaikan, bulan itu adalah Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh barokah, penuh dengan keutamaan yang banyak, Alloh berfirman:

    Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqoroh: 185).

    `Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah. Alloh mewajibkan puasa atas kalian di dalamnya. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan. Alloh menjadikan pada bulan itu sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tercegah dari kebaikannya, maka sungguh dia tercegah untuk mendapatkannya”.[HR.Ahmad dan Nasai]

    Untuk itu, guna meraih keberkahan dan kemulaiaan bulan suci Ramadhan ini, hendaknya kita isi dengan amalan-amalan ibadah yang telah banyak Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Diantara amalan-amalan tersebut adalah:

    1. Niat sebelum puasa
    Hendaklah dalam hati terdapat niat untuk melaksanakan puasa Ramadhan, baik pada permulaan Ramadhan ataupun pada tiap fajar. Pada keduanya para ulama tidak memperselisihkan.

    2. Sahur
    Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah bersabda: “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan“. [HR.Bukhari, Muslim]

    Hadits ini berisi anjuran untuk sahur sebelum puasa, karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak dan membawa berkah.

    3. Membaca al-Qur’an
    Hendaknya kita hiasi bulan yang penuh berkah ini dengan membaca al-Qur’an. Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur’an. Perbanyaklah membaca, mentadabburi dan memahami isinya pada bulan ini. Rasulullah sebagai teladan kita beliau selalu mengecek bacaan al-Qur’annya pada malaikat Jibril tiap bulan Ramadhan.

    4. Menjaga anggota badan
    Puasa tidak hanya menahan makan dan minum semata. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu menahan anggota badan dari bermaksiat kepada Alloh. Menahan mata dari melihat yang haram, menjauhkan telinga dari mendengar yang haram, menahan lisan dari mencaci dan menggibah, menjaga kaki untuk tidak melangkah ke tempat maksiat.

    5. Jagalah lisan
    Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda:  “Puasa adalah perisai. Maka janganlah berkata kotor dan berbuat bodoh. Apabila ada yang memerangimu atau mencelamu, maka katakanlah aku sedang puasa”. [HR. Bukhari, Muslim]

    Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amarahnya serta kebodohan, maka Alloh tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.[HR.Bukhari]

    6. Memperbanyak amalan shalih
    Manfaatkan bulan ramadhan ini dengan perbuatan baik. Penuhi dengan amalan shalih. Manfaatkan waktu yang ada dengan dzikir, membaca al-Qur’an, mengkaji ilmu agama, banyak bershadaqoh, dan lain-lain. Karena semakin banyak ibadah yang kita kerjakan pada bulan mulia ini semakin besar pula ganjarannya. Demikian pula sebaliknya apabila bulan mulia ini kita kotori dengan kemaksiatan, maka akan semakin besar pula dosanya. (Majmu’ Fatawa 34/180).

    7. Hukum-hukum seputar orang yang berpuasa

    A. Pembatal puasa

    Para ulama telah menyebutkan dalam berbagai kitab fiqih mereka beberapa pembatal puasa, yaitu:

       1. Jima’
       2. Mengeluarkan mani dengan sengaja
       3. Makan dan minum dengan sengaja
       4. Segala sesuatu yang semakna dengan makan dan minum
       5. Muntah secara sengaja
       6. Keluar darah haidh dan nifas

    B. Berbuka puasa secara sengaja

    Berbuka puasa secara sengaja pada bulan Ramadhan tanpa alasan yang syar’I adalah perbuatan dosa besar. Rasulullah bersabda:

    Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba datang kepadaku dua orang yang kemudian memegang bagian bawah ketiakku dan membawaku ke sebuah gunung yang terjal. Keduanya berkata, “Naiklah”. Aku menjawab: “Aku tidak mampu”, keduanya berkata, “Baiklah, akan kami bantu engkau”. Akhirnya aku naik juga, tatkala aku sampai pada pertengahan gunung, aku mendengar suara yang sangat mengerikan, aku bertanya: “Suara apa ini?” keduanya berkata: “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa lagi, dan aku melihat sekelompok orang yang kaki-kaki mereka digantung, tulang rahang mereka dipecah, darah mengalir dari tulang rahang mereka.[168] Aku bertanya: “Siapakah mereka itu?” Keduanya menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya”.[HR.Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Hakim ]

    C. Puasanya orang yang diberi udzur

    1.Musafir
    Orang yang musafir (bepergian jauh). Jika berpuasa sangat memberatkannya, maka boleh berbuka. Tatkala fathu makkah, para sahabat merasakan sangat berat dalam berpuasa. Akhirnya Rasulullah berbuka, akan tetapi ada sebagian sahabat yang tetap memaksakan puasa. Maka Rasulullahpun berkata: “Mereka itu orang yang bermaksiat, mereka itu orang yang bermaksiat”. [HR.Muslim]

    2.Orang yang sakit
    Pertama; Orang yang sakitnya terus menerus, berkepanjangan, tidak bisa diharapkan sembuh dengan segera seperti sakit kanker, maka dia tidak wajib puasa. Karena keadaan sakit seperti ini tidak bisa diharapkan untuk bisa puasa. Hendaklah ia memberi makan satu orang miskin sebanyak hari yang ditinggalkan.

    Kedua; Orang yang sakitnya bisa diharapkan sembuh, seperti sakit panas dan sebagainya. Maka orang yang sakit seperti jika tidak memberatkan dan membahayakannya, maka wajib puasa. Jika itu dirasakan memberatkan, boleh berbuka.

     3.Wanita hamil dan menyusui
    Apabila wanita hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya dapat membahayakan dirinya dan anaknya, maka boleh baginya berbuka dan wajib mengqodho (mengganti) di hari yang lain kapan saja sanggupnya menurut pendapat mayoritas ahli ilmu, karena dia seperti orang yang sakit yang khawatir terhadap kesehatan dirinya. (QS.al-Baqarah 184).

    Dalam sebuah Muktamar kedokteran yang digelar di Kairo pada bulan Muharram 1406 H dengan tema “Sebagian perubahan kimiawi yang bisa ditimbulkan dari puasanya wanita hamil dan menyusui” demi menjawab pertanyaan yang kerap muncul apakah puasa berpengaruh terhadap wanita yang hamil dan menyusui. Setelah melalui penelitian para dokter ahli disimpulkan bahwa tidak ada bahaya bagi wanita hamil dan menyusui untuk berpuasa di bulan ramadhan. [As-Siyam Muhdatsatuhu wa Hawaditsuhu hal.210 oleh Muhammad Aqlah, lihat Ahkam Mar’ah al-Hamil hal.54 oleh Yahya Abdurrahman al-Khathib.]

    8. Bila waktu berbuka tiba

    1. Segerakan berbuka
    Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa. [HR.Bukhari 1957, Muslim 1098]

    2.Berdoa ketika berbuka puasa, salahsatunya, “dzahabadhomau’ wabtalatiluruqu watsabatil ajru insyaallah” (telah hilang dahaga, telah basah tengorokan dan tetaplah pahala (shaum), insyaallah)

    3. Jangan berlebihan
    Adalah Rasulullah berbuka puasa dengan kurma basah sebelum shalat. Apabila tidak ada kurma basah, beliau berbuka dengan kurma kering, apabila tidak ada kurma kering, beliau berbuka dengan air. [HR.Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Hakim]

    4. Memberi makan orang yang berbuka puasa
    Barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari pahala orang yang berpuasa sedikitpun. [HR.Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah]

     9. Shalat tarawih
    Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di bulan ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala Alloh, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari, Muslim]

    Wallahu A’lam Bish Shawwab

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism