Menyampaikan Isi Risalah Kenabian

Kamis, 26 September 2013

  • Masa Depan Agama Islam

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
    هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
    artinya, “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.” (Q.S. AshShaf [61]: 9)

    Ayat ini merupakan salah satu pokok pegangan umat Islam dalam berjuang, yang menegaskan bahwa agama Islam pasti menang dan agama-agama lain pasti kalah.

    Agama Islam akan menang di atas segala agama bukan berarti agama-agama yang lain akan punah lalu semua orang di dunia masuk Islam, tetapi maksud ayat ini adalah bahwa kebenaran ajaran Islam akan terbukti dan tahan uji di sepanjang zaman. Sebagaimana firman Allah:
    سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
    “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda [kekuasaan] Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup [bagi kamu] bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Q.S. Fushilat [41]: 53)

    Telah menjadi tabiat manusia akan selalu mencari cara yang terbaik untuk mengatur hidupnya. Akhirnya sampai pada puncak pemikiran bahwa agama Islam lah yang lebih cocok bagi kehidupan manusia karena agama-agama yang lain tidak dapat memecahkan problematika kehidupan manusia.
    Dengan demikian apa yang diungkapkan ahli biopsikologi, Nigel Barber belum lama ini yang menyatakan bahwa agama akan punah pada tahun 2041 adalah tidak berdasar.

    Menurut Nigel Barber punahnya agama dikarenakan semakin baiknya kemampuan manusia dalam menata kebijakan finansial sehingga manusia masa depan akan banyak yang hidup lebih nyaman dan tidak miskin. Dia juga mengungkapkan bahwa orang yang berpendidikan tinggi di kota-kota cenderung atheis. Di samping itu dia juga menyatakan bahwa banyaknya tempat peribadatan yang kehilangan pengikut di negara-negara maju memperkuat analisisnya.

    Apabila kita melihat secara sepintas dunia Islam saat ini seakan-akan mendukung prediksi di atas.

    Umat Islam di Timur Tengah kini lebur tak berbentuk. Di Irak bom mobil tiap minggu meneror warga Baghdad. Ledakan bom secara rutin setiap pekan menjemput belasan nyawa warga sekitar.

    Di Mesir ribuan anak manusia yang mencoba berunjuk rasa tewas diberondong senjata. Lapangan Nahdah dan Masjid Rabi’ah Adawiyah menjadi saksi peluru militer Mesir membunuhi umat Islam.

    Suriah menjadi korban berikutnya. Penguasa Bashar Assad diduga membunuh rakyatnya dengan senjata kimia. Umat Islam bingung karena pihak oposisi yang disokong oleh dua musuh bubuyutan. Al Qaedah dan Amerika Serikat juga meneror warga.

    Sementara itu rakyat Palestina tetap menjadi kaum terusir. Bahkan menurut kabar terakhir, pemerintah Israel menutup Masjid Ibrahimi.

    Namun di tengah konflik Timur Tengah di atas Islam bangkit di Eropa. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 17 juta warga muslim mengisi kantong-kantong populasi Eropa. Riset pemerintah kota Milan Italia membuktikan geliat umat Islam mendominasi bisnis mikro di kota mode ini.

    Pada tahun ini pertama kalinya nama muslim seperti Muhammad masuk ke ranking teratas jajaran pebisnis di Milan. Mereka beroperasi di sektor jasa yang melingkupi catering, manufacture, dan kontruksi.

    Survey menunjukkan bahwa terdapat 275 bisnis baru didirikan pada tahun lalu oleh pengusaha yang bernama Muhammad. Sebaliknya ada 55 usaha yang ditutup oleh nama lokal seperti Giuseppe.

    Bisnis mereka pun mampu bertahan di tengah prosesi. Di Italia perusahaan yang paling sukses dijalankan oleh warga keturunan Maroko, Mesir dan Ekuador.

    Di Inggris negeri ini memiliki pertumbuhan muallaf tersubur di Eropa. Pada 2001 muslim Inggris hanya berjumlah 1,5 juta meningkat 2,7 juta jiwa pada 2011. Saat ini 1 dari 20 warga Inggris adalah muslim.

    Di Jerman 4 juta warganya memeluk Islam. Sementara di Perancis populasi muslim tercatat sebanyak 3,5 juta orang. Di Belgia dan Belanda memiliki warga muslim yang jumlahnya mencapai jutaan.

    Walaupun umat Islam di Eropa menghadapi berbagai macam tantangan seperti Islamophobia terhadap masjid di Inggris, pelarangan jilbab di Perancis, provokasi politisi terhadap imigran muslim di Belanda tetapi jumlah mereka terus berkembang. Bahkan Sebuah gereja tua yang tidak lagi terpakai diubah peruntukkannya sebagai masjid di wilayah Clitheroe, Lancashire, Inggris. Gereja ini adalah ikon kota tersebut setelah masuk dalam lukisan seniman terkenal Inggris, Laurence Stephen Lowry.

    Populasi umat Islam di negara maju ini membuktikan kebenaran ayat di atas. Bukan mustahil fenomena di Eropa menjadi jawaban Rasulullah atas pertanyaan Abdullah bin Amr bin Ash dalam salah satu hadits.

    Diriwayatkan dari Abu Qubail, ia berkata kami pernah berada di sisi Abdullah bin Amr bin Ash, ia ditanya yang manakah di antara dua kota yang dibebaskan lebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Kemudian Abdullah meminta peti kitabnya yang masih tertutup.

    Abu Qubail berkata, “Kemudian ia mengeluarkan sebuah kitab dari padanya”. Lalu Abdullah berkata “Ketika kami sedang menulis di sekeliling Rasulullah tiba-tiba beliau ditanya, yang manakan dua kota yang dibebaskan lebih dahulu. Konstantinopel atau Roma? “Kemudian beliau menjawab. Kota Heraklius dibebaskan lebih dahulu yakni Konstantinopel.”

    Konstantinopel telah dibebaskan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Semoga kota Roma dibebaskan oleh umat Islam di masa Khilafah Alaa Minhajin Nubuwwah.

    Wallahu a’lam bishshowwab

  • Rabu, 18 September 2013

  • Mari Hidup Berjama’ah

    Kita adalah satu umat yang di pundak kita ada tanggungjawab membela dinul Islam yaitu aturan hidup dan kehidupan yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang bisa memberi solusi terhadap krisis yang sedang terjadi, mewarnai peradaban agar bisa menjadi rahmatan lil ‘alamin.

    Karena tidak bisa dipungkiri, secara kuantitas umat Islam ini banyak, namun kondisi umat Islam masih menjadi objek penderita. Mereka memiliki berbagai potensi, namun mereka masih saja tetap tertindas. Tidak terkecuali permasalahan Masjid Al-Aqsa Al-Mubarak yang terus menjadi bulan-bulanan Zionis Yahudi Isarel, yang tetap harus menjadi perhatian kita.

    Jumlah umat Islam mencapai hingga angka satu milyar bahkan lebih, namun mereka tidak berdaya, sekedar mengembalikan hak miliknya itu masih saja belum mampu dan tak berdaya. Inilah saatnya muslimin insyaf dan sadar, sudah waktunya kita bangkit, di atas aqidah kita bangun ukhuwah sehingga kita menjadi umat yang satu, kompak dan kuat, bisa menjadi obat terhadap peradaban yang sedang sekarat dan mampu mengembalikan Qiblat pertama yakni Masjidil Al-Aqsa.

    Islam adalah agama yang semestinya mampu memberikan kontribusi positif terhadap krisis peradaban. Islam adalah syariah yang bisa membawa arah dan corak kehidupan yang rahmatan lil ‘alamin. Tetapi kenyataannya umat Islam masih terus-menerus ditimpa kerendahan dan kehinaan. Tentu saja ada yang tidak pas pada kita dalam melaksanakannya.

    Sebenarnya kita mempunyai aqidah dan qaidah hidup dengan prinsip-prinsip yang jelas. Islam adalah manhaj al-hayah yang diturunkan Allah untuk seluruh umat dan segala bangsa, syariah lengkap dan sempurna mencakup segala aspek kehidupan, baik aqidah, ubudiyah maupun ijtimaiyyah. Dalam hal ini Allah memerintahkan agar kita melaksanakan Islam secara kaffah (keseluruhan) tidak sepotong sepotong. Sebagaimana Kalam-Nya:
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
     “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 208)

    Berjama’ah, Inti Syariat Islam
    Satu hal yang sangat prinsipil dan merupakan pilar tegaknya Islam telah lama ditinggalkan yang menjadi sebab hilang sibghah dan wijhah (warna dan arah) yaitu system dan pola hidup berjamaah dan berimamah. Allah berkalam dalam Al-Qur’an:
    وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
    "Dan berpegang teguhlah (kamu sekalian) pada tali (agama) Allah seraya berjama'ah dan janganlah bercerai berai," (QS. Ali Imron [3] : 103).

    Sayid Quthb saat menafsirkan ayat ini mengatakan, ada 2 (dua) kekuatan dan ciri umat Islam yang terkandung di dalam ayat 103 surat Ali Imron ini. Pertama, keimanan. Kedua, Persatuan dan ukhuwwah. Jika satu diantara kedua sifat itu tidak ada, maka tidak ada gunanya umat ini. Dalam Firman Allah yang lain,
    شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
    “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syuura [42]: 13)

    Pada ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa ad-dien (agama) yang di syariatkan untuk manusia yang dibawa oleh para Rasul hanyalah satu, yaitu Islam. Jarak antara Nabi Nuh ‘Alaihi Salam dan Nabi Muhammad Shalallahu Alahi wa Sallam sekitar 8000 tahun, namun inti ajaran yang di syariatkan kepada keduanya adalah sama yaitu agar menegakkan agama (Islam) dan tidak berpecah belah di dalamnya.

    Islam adalah satu-satunya agama yang mengajak kepada persatuan, persaudaraan dan saling menolong serta mengecam perpecahan dan perselisihan. Hal ini banyak ditekankan di dalam Al-Qur’an antara lain: QS. Ali-Imran: 103, Al-An’am: 65 dan 159, dan QS. Ar-Ruum: 31-32.

    Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menyampaikan bahwa umat Islam akan selamat dari kesesatan dan satu-satunya jalan menuju kejayaan hanya dengan bersatu dalam satu kepemimpinan (Al-Jama’ah). Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menghimpun ummatku atau ummat Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam atas kesesatan. Tanggan Allah bersama Al-Jama’ah, barangsiapa menyempal maka dia menyempal ke neraka.” (HR. At-Tirmidzi)

    Kuat Dengan Berjama’ah
    Umat Islam berjumlah besar dan tersebar dimana-mana tapi jika aqidah dan keimanannya rapuh atau cacat maka mereka tidak akan sanggup menghadang setiap kebatilan dan kedurhakaan. Sementara, jika umat ini tidak bersatu, berpecah belah serta retak kekuatan persaudaraan dan robek untaian ukhuwwahnya, maka mereka tak akan maksimal menghadapi musuh-musuh Allah yang semakin durhaka dan kufur kepada syari'at Islam.

    Selama umat Islam di seluruh dunia tidak merupakan umat jama’ah dan imamah, selama itu pula mereka hanya menjadi objek penderita permainan orang, mutunya lenyap, nilainya enteng, harga dirinya rendah, pribadinya murah!

    Rasulullah Shallallahu ?laihi wasallam pun menegaskan, “Wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus lagi mendapat petunjuk, gigitlah di atasnya dengan gigi geraham. Dan Al-Jamaah itu adalah rahmat serta firqoh itu adalah siksa. ” (Al-Hadits).

    Aqidah yang kuat dan qaidah Islam yang benar pasti akan melahirkan pola hidup berjamaah dan berimaamah. Itulah pola dan fitrah kita sebagai muslim, teladan sunnah dan pola nubuwwah. Sistem dan pola yang telah ditempuh dan dijalankan oleh para Anbiya dan Auliya.

    Kaum anti Islam selalu berusaha sejak dahulu agar umat Islam tidak bersatu, dengan segala daya dan dana agar umat Islam tidak mewujudkan kesatuan jamaah dan kesatuan imaamah.

    Perjuangan besar untuk mengamalkan kembali Jama’ah dan imaamah ini, hanya bisa terlaksana dengan kekuatan bersama, kekuatan aqidah untuk berjuang menyongsong masa depan umat yang gemilang dan cemerlang. Hanya dengan mengikhlaskan niat dan tekad serta semangat berjuang, mari kita bergerak maju dengan langkah yang sama, satu aqidah dan satu qaidah dengan satu jama’ah dan imamah kita tegakkan bersama kalimah Allah di muka bumi ini. Sebab hanya dengan penerapan wahyu Allah Ta’ala bumi dan kehidupan ini akan menjadi barokah. Allah berkalam:
    وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
    “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS.Al-A’raf [7]: 96).

    Mari dengan aqidah dan semangat ukhuwwah, kita selesaikan bersama berbagai problema dan masalah umat ini. Mari kita akhiri hidup berpecah-belah dan berfirqoh-firqoh, kita sudahi hidup tanazu’ dan tafarruq karena akan menjadikan kita menjadi lemah, hina dan tak berdaya.

    Mari kita satukan barisan, luruskan shaf. Dengan Al-Qur’an kita buktikan bahwa Islam mampu memberi jawaban dan solusi terhadap krisis peradaban yang sedang melanda umat manusia di abad ini.
    Wallahu a’lam bishshowwab

  • Rabu, 04 September 2013

  • Menjadi Hamba yang Pema’af

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
    خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
    yang artinya : ''Jadilah engkau pemaaf dan serulah (manusia) mengerjakan yang makruf (baik) dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.'' (QS Al-A'raf [7] : 199).

    Ketika turun ayat tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada Malaikat Jibril, ''Apakah maksud ayat ini, wahai Jibril ?'' Jibril menjawab, ''Sesungguhnya Allah menyuruhmu memaafkan orang yang telah mendzalimimu dan bersilaturahim terhadap orang yang memutuskan hubungan denganmu.''

    Menanggapi ayat tersebut, Ibnu Jarir berkata, ''Allah menyuruh Nabi-Nya supaya menganjurkan segala kebaikan, amal, dan ketha’atan. Di samping itu, juga agar menanggung tantangan orang-orang yang tidak memahami hukum Allah dengan penuh kesabaran dan lapang dada".

    Kata maaf berasal dari al-afwu yang artinya sikap memberi ampun terhadap kesalahan orang lain tanpa ada rasa benci, sakit hati, atau balas dendam.

    Allah sendiri menyebut dirinya sebagai Afuwwun yang artinya Maha Pemaaf. Sebagaimana Firman-Nya:
    إِن تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
    Artinya : ''Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.'' (QS An-Nisa [4]: 149).

    Sifat pemaaf ini dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam kehidupan bermasyarakat. Rasulullah tidak pernah membalas orang lain yang menyakitinya, selama tidak menyinggung masalah agama Islam.

    Namun, apabila melecehkan kehormatan Islam dan yang berhubungan dengan hak-hak Allah, beliau tidak memberi maaf. Sebab, pemaafan dalam hal ini berarti pelecehan terhadap hak-hak Allah.

    Pernah suatu ketika dalam Perang Khaibar, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam disuguhi kambing bakar yang telah diberi racun oleh Zainab binti Harits, istri Salam bin Misykam, salah seorang pemuka Yahudi.

    Kemudian, beliau mengambil sedikit daging paha kambing itu dan mengunyahnya. Tetapi, beliau tidak menyukainya, lalu dimuntahkan apa yang telah beliau kunyah. Sedangkan Bisyr bin Barra yang makan daging kambing itu, tidak berapa lama kemudian meninggal.

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata, ''Sesungguhnya tulang ini memberi tahu kepadaku bahwa dirinya telah diberi racun.''

    Lalu, dipanggillah Zainab dan ditanya atas perbuatannya, dan mengakui perbuatannya. Walau pun Zainab telah berniat jahat akan membunuh Rasul, namun beliau sanggup memaafkannya karena kelapangan hatinya.

    Bukan hanya itu, karena sudah terlalu sering Rasul disakiti oleh masyarakat jahiliyah, para sahabatnya mengadu agar nabinya yang mulia segera berdoa supaya musuh-musuh yang di hadapannya langsung diazab Allah. Bahkan, malaikat pun menawarkan dirinya untuk mengangkat sebuah gunung agar ditimpakan kepada kaum yang mendustakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

    Tetapi, jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ''Aku diutus bukan untuk melaknati, tetai aku diutus sebagai dai dan pembawa rahmat. Ya Allah! Berilah petunjuk kepada kaumku. Sesungguhnya mereka tidak mengerti.''

    Takhtim

    Dalil ini pula yang melarang setiap muslim mudah mengumbar ucapan laknat kepada orang-orang kafir yang masih hidup apalagi kepada saudaranya sesama muslim. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak melaknat mereka, melainkan mendoakan orang-orang yang jelas kekafirannya dan memusuhi beliau agar Allah memberi petunjuknya. Karena kita tidak pernah tahu, jika Allah Ta’ala dengan kasih sayangnya kemudian hari memberinya hidayah dan memasukkannya kedalam Islam.

    Dalil yang lain menyebutkan, Abu Huroirah -rodliallohu anhu- mengatakan: (Suatu hari) At-Thufail dan para sahabatnya datang, mereka mengatakan: “ya Rosululloh, Kabilah Daus benar-benar telah kufur dan menolak (dakwah Islam), maka doakanlah keburukan untuk mereka! Maka ada yg mengatakan: “Mampuslah kabilah Daus”. Lalu beliau mengatakan: “Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Kabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku). (HR. Bukhori 2937 dan Muslim 2524, dengan redaksi dari Imam Muslim)

    Dengan ketarangan di atas, semoga Allah menjadikan jiwa-jiwa kita menjadi hamba-hamba pemaaf yang senantiasa menjaga lisan-lisannya. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (An/aft)

    Wallahu A’lam bis Shawwab.
    Oleh: Ust. Ali Farhan Tsani

  • Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism