Kamis, 10 April 2014

  • Mengapa Harus Berjama’ah?

    Pada beberapa firman-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahan umat Islam untuk hidup berjama’ah dan Allah melarang muslimin berpecah belah dan bergolong-golongan yang mengakibatkan banyak perselisihan juga pertikaian diantara mereka.

    Berikut beberapa dalil umat Islam harus berjama’ah;,

    1. Allah swt mewajibkan untuk berjama’ah
    Allah Ta’ala berfirman: “Bersatulah dengan tali Allah dengan berjama’ah (bersatu padu) dan janganlah berpecah-belah” (QS. Al Imran: 103)

    Kalimat “jami’an” pada ayat ini artinya berjama’ah (bersatu-padu/bersama-sama), karena:

    1. Sesuai dengan makna yang telah diberikan oleh para ahli tafsir, diantaranya Abdullah bin Mas’ud, ia menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah “Al Jama’ah” (Tafsir Alqurthubi III/159, Tafsir Jaami’ul Bayan IV/21)
    2. Adanya qorinah lafdziyah , yaitu WA LA TAFARROQU setelah kalimat JAMI’AN, Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang dimaksudkan adalah, “Allah memerintahkan mereka dengan berjama’ah dan melarang mereka berfirqoh-firqoh.” (Tafsir Ibnu Katsir I/189)
    3. Az Zajjaj berkata: “Kalimat JAMI’AN adalah dibaca nashob sebagai HAAL (Tafsir Zadul Masir I/433). Maka artinya secara berjama’ah dalam berpegang teguh pada tali Allah. (Tafsir Abi Su’ud II/66)
    4. Kalimat JAMI’AN dalam Al Qur’an yang harus diartikan “berjama’ah (bersama-sama/bersatu padu), diantaranya dalam surat: Ali Imron ayat 103, An Nisa’ ayat 71, An Nur ayat 61, Al Hasyr ayat 14.
    2. Allah ridha kepada Al Jama’ah
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu pada tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan Allah ridho kepada kamu adalah:
    1. Hendaklah kamu memper ibadati-Nya dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, 
    2. Hendaklah kamu ber pegang-teguh dengan tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh, 
    3. Dan hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemimpinan kepadanya dalam urusanmu. 
    Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara; 
    1. Dikatakan mengatakan (mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya), 
    2. Menghambur-hamburkan harta benda, 
    3. Banyak bertanya (yang tidak ber faidah).” 
    (HR Ahmad, Musnad Imam Ahmad dalam Musnad Abu Hurairah, Muslim, Shahih Muslim: II/6. Lafadz Ahmad)

    3. Al Jama’ah adalah ahli surga
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku wasiatkan kepada kamu untuk berbuat baik kepada para sahabatku, kemudian kepada generasi yang setelah mereka dan kemudian pada generasi yang setelahnya, kemudian setelah itu akan tersebar kebohongan sehingga seseorang akan bersumpah sedangkan dia tidak diminta untuk bersumpah dan akan memberikan kesaksian sedangkan ia tidak diminta kesaksiannya. Ingatlah tidaklah sekali-kali seorang laki-laki bersepi sepian dengan seorang wanita (yang bukan muhrimnya), kecuali yang ketiganya itu syaitan, maka wajib atas kamu berjama’ah dan jauhilah berfirqoh-firqoh karena sesungguhnya syaitan itu berserta orang yang sendirian dan dia akan menjauh dari dua orang. Barangsiapa yang menginginkan bangunan di syurga, maka hendak lah menetapi Al-Jama’ah dan barangsiapa yang kebaikannya menjadikan ia gembira dan kejelekkannya menjadikan ia sedih maka itulah tanda orang yang beriman.” (HR.At-Tirmidzi dari Umar bin Al-Khattab, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Fitan:IV/404 No.2165 dan Ahmad, Musnad Ahmad:I/18, Lafadz At-Tirmdzi)

    4. Al Jama’ah adalah kekasih Allah dan musuhnya syaitan
    Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sepeninggalku akan ada huru-hara yang terjadi terus-menerus. Jika diantara kalian melihat orang yang memecah belah Al Jama’ah atau menginginkan perpecahan dalam urusan umatku bagaimana pun bentuknya, maka perangilah ia. Karena tangan Allah itu berada pada Al Jama’ah. Karena setan itu berlari bersama orang yang hendak memecah belah Al Jama’ah” (HR. An Nasai (Sunan an-Nasa’i Hadits no. 3954. As Suyuthi dalam Al Jami’ Ash Shaghir 4672, dishahihkan Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shahih 3621)

    5. Al Jama’ah adalah golongan yang selamat.
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab itu berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang tujuh puluh dua golongan di dalam neraka sedang yang satu di dalam surga, yaitu Al-Jama’ah dan sesungguhnya akan ada dari ummatku beberapa kaum yang dijangkiti oleh hawa nafsu sebagaimana menjalarnya penyakit anjing gila dengan orang yang dijangkitinya, tidak tinggal satu urat dan sendi ruas tulangnya, melainkan dijangkitinya.” (HR. Abu Dawud dari Muawiyah bin Abi Sofyan, Sunan Abu Dawud dalam Kitabus Sunnah:IV/198 No.4597, Ahmad, Musnad Ahmad:III/145-IV/102 Lafadz Abu Dawud)

    Dalam Riwayat lain beliau bersabda: “(Al-Jamaah) ialah sesiapa yang seperti aku hari ini dan para sahabatku”.H/R Turmizi. (7/399-240)

    6. Al Jama’ah merupakan penyelamat dari kematian jahiliyah
    Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai dari pemimpinnya, maka bersabarlah. Karena barangsiapa yang keluar dari Al Jama’ah sejengkal saja lalu mati, ia mati sebagai bangkai Jahiliah” (HR. Bukhari no.7054,7143, Muslim no.1848, 1849)

    Al-Hafiz Ibnu Hajar menjelaskan tentang makna "matinya dalam keadaan mati jahiliyah" ialah: "Matinya seperti Ahli Jahiliyah, yaitu di atas kesesatan. Dan dia tidak memiliki imam yang ditaati kerana mereka tidak mengenalnya. Dan bukan maksudnya dia mati kafir, tapi matinya sebagai orang yang berbuat maksiat." (Fathul Bari XIII/7).

    7. Al Jama’ah merupakan sumber Rahmat dan penyelamat dari Adzab
    Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: "Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.” (QS.Asy-Syuura:8)

    Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: “Jika Tuhanmu menghendaki tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu (keputusan-Nya) telah diputuskan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS.Hud:118-119)

    Rasulullah saw bersabda: “Al Jama’ah itu adalah rahmat dan perpecahan (perselisihan) adalah adzab”. HR. Ahmad.

    8. Al Jama’ah merupakan perisai untuk memelihara keislaman seseorang.
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena tiga hal; orang yang telah kawin yang berzina, qishoh (pembunuhan), dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan diri dari Jama’ah.” (HR.Muslim dari Abdullah, Shahih Muslim dalam Kitabul Qosamah wal muharibin: II/40, Ahmad, Musnad Ahmad: I/382, Abu Daud, Sunan Abu Daud: IV/126, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: II/847, An-Nasai Sunan An-Nasa’i: VII/90, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi:IV/12 dan Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi:II/218. Lafadz Muslim)

    Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa memisahkan diri dari Al-Jama'ah walaupun sejengkal, maka berarti dia telah melepaskan ikatan Islam dari tengkuknya." HR. 1. Abu Daud dalam Sunannya, hadis no. 4758.2. Ahmad dalam Musnadnya V/180 3. Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak I/117.4. Ibnu Abi 'Ashim dalam As-Sunnah (892)Dari Abu Dzar radhiallahu’anhu.

    9. Al Jama’ah merupakan pelindung dari ajakan ke Jahannam
    Hudzaifah r.a. meriwayatkan bahwa orang-orang ketika itu bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan sedangkan aku (Hudzaifah) bertanya tentang keburukan karena takut keburukan itu akan kutemui. Maka aku bertanya: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dulu dalam kejahiliyyahan dan kejelekan, kemudian Allah SWT menunjukkan kami dengan kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan ? Jawab Rasulullah, “Ya.”

    Aku kembali bertanya, “Dan apakah setelah kejelekan itu ada lagi kebaikan ?” Rasulullah menjawab, “Ya, tetapi terdapat kabut di dalamnya.” Aku bertanya, “Apakah kabut itu?” Rasulullah menjawab, “Kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku, engkau mengetahui (kebaikan mereka) dan mengingkari (kejelekan mereka).” Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kebaikan itu ada lagi kejelekan?” Rasulullah menjawab, “Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke neraka jahannam. Barangsiapa yang memenuhi seruan mereka, mereka akan diceburkan ke neraka jahannam.”

    Aku berkata, “tunjukkan sifat mereka pada kami.” Rasulullah bersabda, “Mereka berkulit sama seperti kulit kita dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya lagi, “Apa yang engkau perintahkan pada kami jika itu kami temui?” Rasulullah menjawab,”Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan imam mereka”. Aku bertanya: “ Jika tidak ada bagi mereka Jama’ah dan Imam?” Beliau bersabda: “Jauhilah semua kelompok (firqoh) tersebut sekalipun engkau harus menggigit akar pohon sehingga ajal menjemputmu sementara engkau tetap dalam keadaan seperti itu.” (Shahih Muslim, no.1847 dan Shahih Bukhari, no.6557).

    Wallahu A’lam bis Shawwab.

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism