Kamis, 12 Mei 2016

  • Palestina Negeri Isra Mi’raj

    Kompleks Masjid Al-Aqsa, Al-Quds, Palestina
    Bulan Rajab menyimpan peristiwa sejarah yang tak terlupakan bagi umat manusia. Karena pada bulan tersebut, terdapat peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Salah satu dari keajaiban bumi Palestina adalah menjadi negeri Isra dan Mi’raj.

    Hal ini di tegaskan dalam Al-Qur’an, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al-Isra [17] : 1).

    Maka ada pelajaran (Ibrah) penting terkait Palestina yang hendaknya terus di gelontorkan. Pertama, Masjid Haram (di Makkah) ke Masjidil Aqsha (di Palestina), dilanjutkan menuju Shidratul Muntaha. Peristiwa ini memberikan isyarat kepada umat Islam di setiap tempat dan waktu, wajib menjaga dan melindungi Rumah Suci (Baitul Maqdis) dari keserakahan musuh-musuh Islam, khusunya Zionis Yahudi.

    Umat Islam tidak boleh takut dan gentar dalam menghadapi Zionis Yahudi, yang telah menodai dan merampas Baitul Maqdis dari kaum Muslimin Palestina khususnya. Karena itu, umat Islam dimanapun berada harus berjuang membebaskannya dari tangan Zionis Yahudi, dan mengembalikannya kepada kaum muslimin.

    Kedua, dalam perjalanan Isra dan Mi’raj, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dipertemukan dengan nabi-nabi sebelumnya. Hal ini menjadi bukti adanya ikatan yang kokoh antara Nabi SAW dengan nabi-nabi terdahulu. Ikatan itu ibarat suatu bangunan yang kokoh dan saling menopang satu sama lain.

    Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Perumpamaan aku dengan nabi sebelumku adalah seperti seorang laki-laki yang membangun sebuah bangunan, lalu ia memperindah dan mempercantik bangunan itu, kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengitarinya, mereka terkagum-kagum seraya berkata, “Amboi indahnya jika batu bata ini diletakkan?” Akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Ketiga, dalam perjalanan Isra dan Mi’raj, Nabi SAW di daulat untuk mengimami para nabi dan rasul terdahulu dalam solat berjamaah dua rakaat di Masjidil Aqsha. Peristiwa ini menunjukan adanya pengakuan bahwa Islam adalah agama terakhir yang diamatkan kepada manusia agung sebagai pemimpin umat manusia. Agama yang mencapai kesempurnaannya di tangan nabi akhir zaman, yaitu Nabi SAW.

    Peristiwa itu juga mengambarkan keagungan Masjid Al-Aqsha yang mana dijadikan sebagai tempat sholat oleh seluruh para nabi dan rasul. Ini juga memsiratkan keutamaannya bagi umat Islam untuk dapat mengunjunginya dan sholat di masjid yang menjadi kiblat pertamanya itu.

    Rasulullah bersabda, “Tidak boleh melakukan safar, kecuali safar menuju tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjidil Aqsha. [HR. Imam al-Bukhâri dan Muslim]

    Dari Abu Dzar Ra. beliau berkata “Kami saling bertukar pikiran tentang, mana yang lebih utama, masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat padanya, dan ia adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya (dalam riwayat lain : seperti busurnya) dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis lebih baik baginya dari dunia seisinya” [HR Ath-Thabrani dalam kitab Mu’jamul Ausath, Ibrahim bin Thahman dalam kitab Masyikhah Ibnu Thahman, dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits yang shahih sanadnya, dan Al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya. Adz-Dzahabi dan Al-Albani sepakat dengan beliau]

    Keempat, dalam perjalanan Isra dan Mi’raj, Nabi SAW membawa oleh-oleh khas yang dipersembahkan untuk umatnya, yaitu perintah shalat lima waktu sehari semalam. Hal ini menunjukan tentang pentingnya peranan sholat bagi kehidupan umat Islam.

    Shalat sebagai penegasan kedudukan seseorang dalam agama. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya yang menegaskan (membedakan) syirik dan kafirnya seseorang itu adalah ketika ia meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)

    Semoga melalui Isra dan Mi’rajnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membangkitkan semangat umat Islam seluruh dunia untuk bersatu padu dalam membela kaum muslimin di manapun berada khususnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan Al-Quds Al-Sharief. Amin

    Oleh: I. Nur Suharso (Hikmah Republika, 4/5)

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism