Kamis, 17 November 2016

  • Al-Jama’ah

    Agama Islam adalah agama yang agung. Pemeluknya tidak akan hina di dunia dan di akherat kelak. Dasar ajarannya, karakteristiknya dan kaidahnya yang paling penting adalah memerintahkan kepada umatnya supaya berada dalam kesatuan yang haq, Al-Jama’ah.

    Ini adalah nikmat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Seperti firman Allah: Artinya: “Dialah (Allah) yang menguatkanmu dengan pertolongan–Nya dan dengan orang-orang yang beriman. Dan Dia menyatukan antara hati mereka, sekiranya kamu korbankan apa yang ada di muka bumi ini semuanya niscaya tidak akan dapat menyatukan hati mereka. Akan tetapi Allah yang menyatukan antara mereka, sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Anfal [8]: 62-63).

    Dan orang-orang yang berjama’ah dalam satu kesatuan Islam yaitu orang yang mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah, mereka itulah orang mukmin yang sebenarnya. Walaupun yang menyelisihinya banyak dan lebih kuat.

    Sistem Berjama’ah
    Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam pada kaum yang berpecah belah, berselisih dalam urusan dunia mereka, dan setiap kelompok merasa bangga dengan kelompoknya. Maka Nabi melarang menyerupai mereka dan memerintahkan untuk bersatu, maka pasti akan tegaklah millah keagamaan dan lenyaplah kejahiliyahan, dan damailah keadaan manusia dengan bersatunya dalam Islam.

    Berjama’ah adalah pengikat kebenaran di antara kamu Muslimin, dan dengannya juga terpelihara cahaya Islam. Berjama’ah adalah wajib secara syariat kepada seluruh umat, sebagaimana firman Allah:

    Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu berpecah belah...” (QS Al-Imran [3]: 103).

    Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata, ayat ini maksudnya adalah kaum Muslimin wajib berpegang teguh dengan agama Allah, dan Allah memerintahkan kita untuk bersatu, berjama’ah dalam kalimat yang haq.

    Pengertian Al-Jama’ah
    Secara bahasa, makna Al Jama’ah adalah perkumpulan (persatuan) dan lawan dari itu adalah perpecahan, dan lafadz ini bisa dijadikan nama bagi satu kaum yang berkumpul.” (Al Fatawa 3/157), (Syaikhul Islam Ibn Taimiyah)

    Al-Jama’ah menurut kamus bahasa Arab “Lisanul Arab”. 8/53, karangan Imam Ibnu Manzur, memiliki tiga arti yang berbeda, yaitu : Al-Ijtima (kesatuan), Al-Jami (berkumpul dan bekerja bersama-sama) dan Al-Ijma’ (mufakat dan persetujuan).

    Makna Jamaah dari segi bahasa yaitu “Menyatukan yang berpecah-belah”. Dan “Jamaah lawannya berpecah-belah”.

    Sedang kan menurut istilah Sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, menafsirkan istilah Al Jama’ah: “Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri”

    Sahabat Ali rodhiallahu ‘anhu berkata: “Demi Allah Al Jama’ah adalah berkumpulnya Ahlul haq sekalipun sedikit, sedangkan Firqoh adalah berkumpulnya ahlul batil sekalipun banyak.”

    Imam Asy Syathibi (wafat 790H) juga merinci makna-makna dari Al Jama’ah, “Para ulama berbeda pendapat mengenai makna Al Jama’ah yang ada dalam hadits-hadits dalam lima pendapat:

    Pertama, Al-Jama'ah adalah Sawadul A'zham (kelompok manusia yang besar sekali jumlahnya).

    Kedua, Al-Jama'ah ialah kumpulan para imam dari kalangan ulama mujtahidin.

    Ketiga, Al-Jama'ah ialah para sahabat secara khusus ridhwanullah alaihim.

    Keempat, Al-Jama'ah ialah kumpulan umat Islam tatkala mereka bersepakat dalam satu urusan.

    Kelima, Al-Jama'ah ialah Jama'atul Muslimin yang sepakat atas seorang amir (pemimpin). (Lihat Syarh Ushul I'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah oleh Imam Al-Laalikai, tahqiq: Dr. Ahmad Sa'ad Hamdan juz 1-2 hal.96 dan As-Sunnah oleh Ibnuu Khallal, tahqiq: Dr. 'Athiyyah Az-Zahrani hal.74).

    Imam Asy Syathibi kemudian menyimpulkan: Al Jama’ah adalah bersatunya umat pada imam yang sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah. Dan jelas bahwa persatuan yang tidak sesuai sunnah tidak disebut Al Jama’ah yang disebut dalam hadits-hadits” (Al I’tisham 2/260-265, dinukil dari Fatwa Lajnah Ad Daimah 76/276)

    Pendapat yang dipilih oleh Imam Thabari yaitu bahwa Al-Jama'ah ialah Jama'atul Muslimin yang sepakat atas seorang amir (pemimpin).

    Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk komitmen kepadanya dan melarang perpecahan umat dalam perkara kesepakatan tentang pemimpin yang telah diangkat. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa saja yang mendatangi umatku untuk memecah-belahkan jama'ah mereka, maka bunuhlah dia, walau siapapun orangnya." (HR. Muslim XII/241 dengan Syarah Imam Nawawi).

    Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-'Asqalani menukil perkataan Ibnu Jarir At-Thabari bahwa yang benar tentang maksud ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Hudzaifah "Berpeganglah engkau kepada Jama'atul Muslimin dan imam mereka!" ialah: "Berpeganglah kepada orang-orang yang telah sepakat (berbai'at) mengangkat seorang amir dalam ketaatan. Barangsiapa melanggar bai'atnya maka dia telah keluar dari Al-Jama'ah!" (Fathul Bari, Al-'Asqalani XIII/37)

    Perintah Berjama’ah
    Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjamaah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara...(QS. Ali Imran : 103)

    Dalam menetapi Jama’ah Muslimin, supaya terjaga dan terselamat dari badai fitnah, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mewasiatkan umatnya supaya berada di dalamnya. Sahabat Hudzaifah bertanya kepada Nabi: “Apakah setelah kebaikan ada keburukan?”, Nabi menjawab: “Betul, yaitu seruan ke arah pintu jahannam, siapa ikut seruannya, maka terjerumuslah ke dalamnya”. Dia (Hudzaifah) bertanya lagi: “Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan jika saya menjumpai hal itu?” Nabi bersabda: “Tetaplah kalian dalam Jama’ah Muslimin beserta Imaam mereka.” (HR Muslim).

    Wallahu a’alm bis shawab 
    (Ust. Arif Hizbullah MA)

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism