Kamis, 23 Maret 2017

  • Kunci-Kunci Rizki

    Janganlah kita merasa takut kehilangan rezeki, ditinggal pergi pelanggan, atau kaburnya calon pembeli, apalagi sampai menyebabkan pertengkaran yang mengakibatkan hilangnya nyawa sesama muslim. Hendaklah kita ingat kepada Allah subahanahu wa Ta’ala. Karena disitulah letak keberkahan rezeki kita, dengan senantiasa ingat kepada Allah, niscaya cara memperoleh rizki yang kita lakukan tidak akan menyalahi aturan-Nya, apalagi sampai mendzolimi orang lain, dengan anggapan ‘jatah’ rizkinya diambil olehnya.

    "...Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (Q.S. Ali Imran [3]: 37)

    Sebaliknya, marilah kita tumbuhkan rasa persaudaraan sesama muslim, saling mencintai dan saling membantu, dan hendaklah selalu ingat kepada Allah bahwa Dialah yang memberi rizki atas usaha kita, bukan manusia.

    Iman dan taqwa itulah, keyakinan dan konsekwensi menjalankan perintah Allah itulah, penyebab utama limpahan karunia dan keberkahan-Nya. Sebagaimana Allah sendiri yang menjanjikan di dalam kirab suci-Nya : Artinya : “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A’raaf [7]: 96). Itulah rezeki yang berkah lagi melimpah.

    Hendaklah kita meyakini bahwa rizki itu di tangan Allah, Dialah yang mengatur, Dialah yang memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dialah pula yang menahan rizki itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Namun, untuk mendapatkan rizki tersebut memerlukan beberapa sebab, baik yang bisa dijangkau maupun yang di luar batas kemampuan akal. Bekerja merupakan salah satu pintu rizki dari banyaknya pintu-pintu rizki yang Allah sediakan.

    Berikut ini, sebagian kunci-kunci rizki yang dipaparkan oleh Syaikh Dr. Fadhl Ilahi dalam bukunya “Mafaatiihu ar-Rizqi Fii Dhau-i al-Kitab wa as-Sunnah. edisi Indonesia “Kunci-Kunci Rizki Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah”.

    Istighfar dan Taubat
    Beliau mengatakan, “Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan).” Allah menyebutkan tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh: 10-12)

    Imam al-Qurthubi mengatakan, “Dalam ayat ini, juga dalam surat Hud (ayat: 3-ed) adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rizki dan hujan” (Tafsir al-Qurthubi, 18/302).

    Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, maknanya, “Jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepada-Nya dan senantiasa menaati-Nya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu perahan, membanyakkan harta dan anak-anak, menjadikan kebun-kebun dengan bermacam-macam buah-buahan serta mengalirkan sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/449)

    Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

    Takwa

    Takwa menurut Imam Nawawi adalah, ‘menaati Allah dalam hal perintah dan larangan-Nya, maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah.

    Beliau mengatakan, “Termasuk sebab turunnya rizki adalah takwa.” Di antara nash yang menunjukkan bahwa takwa termasuk di antara sebab turunnya rizki adalah, firman Allah, yang artinya, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. ath-Thalaq: 2-3)

    Dalam Ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa orang yang merealisasikan takwa akan dibalas dengan dua hal. Pertama, “Allah akan mengadakan jalan keluar baginya. Artinya, Allah akan menyelamatkannya- sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas- dari setiap kesusahan dunia maupun akhirat (Tafsir al-Qurthubi, 18/159). Kedua, Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Artinya, Allah akan memberinya rizki yang tak pernah ia harapkan dan angankan (Zaadul Masir, 8/291-292)

    Bertawakkal Kepada Allah
    Tawakal menurut Imam al-Ghazali adalah, ‘Penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ‘ditawakkali’) semata.’

    Beliau mengatakan, “Termasuk di antara sebab diturunkannya rizki adalah bertawakkal kepada Allah.” Rasulullah bersabda, “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, di dalam al-Musnad, no. 205)

    Silaturrahim
    Beliau mengatakan, “Di antara pintu-pintu rizki adalah silaturrahim.” Rasulullah bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim.” (HR. al-Bukhari, no.5985)

    Berinfak di Jalan Allah
    Beliau mengatakan, “Di antara kunci-kunci rizki lain adalah berinfak di jalan Allah.”

    Allah berfirman, artinya, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

    Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, “Wahai anak adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu.”(HR. Muslim)

    Memberi Nafkah Kepada Orang yang Sepenuhnya Menuntut Ilmu Syari’at (Agama)
    Beliau mengatakan, “Termasuk kunci-kunci rizki adalah memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syari’at (agama).” Anas bin Malik mengatakan, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah. Salah seorang darinya mendatangi Nabi (yakni: untuk mencari ilmu dan pengetahuan-ed) dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu, saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi maka beliau bersabda, “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia.” (HR. at-Tirmidzi, no.2448)

    Berbuat Baik Kepada Orang-Orang Lemah
    Beliau mengatakan, “Termasuk di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin.” Rasulullah bersabda, “Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” (HR. al-Bukhari, no.108)

    Hijrah di Jalan Allah
    Allah berfirman, artinya, “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.” (QS. an-Nisa: 100)

    Bekerja Secara Halal
    Sabda Rasulullah , “Sesungguhnya di antara kalian tidak akan meninggal sampai disempurnakan rizkinya. Maka janganlah ia merasa lambat datang rizkinya. Bertaqwalah kepada Allah, perbaikilah dalam mencari rizki, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (H.R. Ibnu Hibban)

    Bekerja secara halal adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Ikhlas, Amanat (dapat dipercaya), Tekun, Memperhatikan hak pekerja melalui : Memberi kemudahan dalam ibadah, Memberikan hak yang sesuai/pantas, Jujur, Mudah dalam menjual dan membeli, Menjauhi perkara yang haram.

    Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita dalam mencari karunianya dengan meniti jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah dan yang telah diterangkan oleh nabi-Nya yang mulia Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam.

    Wallahu A’lam

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism