Rabu, 26 Februari 2014

  • Jalan Memperoleh Hidayah

    Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar; (9) dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (10) (Q.S. al-Isra’, 17: 9 – 10)

    Kedua ayat di atas merupakan sebagian ayat-ayat al-Qur;an yang menunjukkan keistimewaan al-Qur’an. Pada dua ayat ini secara global menyebutkan kandungan al-Qur’an sebagai petunjuk menuju thariqah (jalan) yang terbaik, paling adil, dan benar. Dalam al-Qur’an, Allah memberikan semua solusi yang diperlukan oleh manusia sepanjang hidupnya. Allah memberikan pemecahan yang paling sempurna dan paling logis untuk memberi petunjuk kepada manusia dalam menghadap semua masalah yang muncul.

    Oleh karena itu, orang yang beriman akan mengatur seluruh hidupnya sesuai dengan al-Qur’an dan berjuang untuk melaksanakan apa yang telah dia baca dan dia pelajari dari al-Qur’an. Adapun orang yang tidak beriman yang tidak menggunakan al-Qur’an sebagai petunjuk, dia akan menjadikan hawa nafsunya sebagai petunjuk, menggantikan al-Qur’an. Orang yang demikian pasti akan sengsara karena yang dipikirkan hanya dunia dan tidak percaya akan adanya akhirat. Tujuan hidupnya hanya bermuara pada harta sehingga sikap individualis menebar dalam kehidupan masyarakat. Ketentramaan dunia yang mereka cari tidak terwujud, sementara itu siksa akhirat yang disediakan oleh Allah telah menanti.

    Diantara keistimewaan diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai petunjuk bagi manusia sepanjang masa, firman Allah:

    “....Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.” (Q.S. al-Zumar, 39: 23)

    Petunjuk atau hidayah adalah penjelasan atau petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Hidayah adalah nikmat Allah yang paling besar,(Q.S. al-Nur, 24: 40)

    Untuk mendapakant hidayah, banyak jalan yang dapat ditempuh, antara lain:

    a. Berdoa
    Jalan yang paling kuat untuk mendapatkan hidayah adalah berdoa, karena Allah tidak akan menolak orang yang berdoa kepada-Nya. Inilah yang diajarkan oleh Allah dalam surat al-Fatihah dan selalu kita ulang-ulang dalam setiap shalat.

    “Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus.” (Q.S. al-Fatihah, 1: 6)

    b. Bertaubat
    Firman Allah,“Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu`jizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada Nya." (Q.S. al-Ra’d, 13: 27)

    Dengan demikian, hidayah adalah buah dari taubat. Tidak mungkin seorang hamba mendapat hidayah sedangkan dia berkubang dalam kemaksiatan.

    c.  Iman
    Firman “Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. al-Taghabun, 64: 11)

    Pada ayat lain: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh keni`matan.” (Q.S. Yunus, 10: 9)

    Kedua ayat ini menjelaskan iman (kepercayaan) itu akan menyebabkan datangnya hidayah. Oleh karena itu, kita harus percaya dan yakin dengan segala sesuatu yang datang dan Allah akan menerima dengan sepenuh hati dengan apa yang diputuskan oleh Allah dan Rasul-Nya. (Q.S. al-Nur, 24: 51)

    d.  Ilmu
    Yang dimaksud ilmu disini adalah ilmu yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya yaitu ilmu al-Qur’an dan al-Sunnah. Allah berfirman:

    “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,” (Q.S. al-Ra’d, 13: 19)

    Ada banyak orang yang mendapat hidayah setelah melakukan penelitian di bidang ilmu pengetahuan yang dimiliki, antara lain:

    1) Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir’aun. Dokter bedah ini masuk Islam setelah mendengar firman Allah:

    “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (Q.S. Yunus,10: 92)

    2)      Jacques Yves Costeau, menemukan Islam di laut terdalam. Oceanografer ini masuk Islam setelah membaca firman Allah:
    “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (Q.S. al-Rahman, 55: 19-20)
    Dan firman Allah: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. al-Furqan, 25: 53)

    3) Demitri Bolykov, meyakini matahari akan terbit dari barat. Fisikawan asal Ukraina ini mengatakan bahwa pintu masuk baginya adalah fisika. Beliau masuk Islam setelah membaca hadtits,”Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat maka Allah akan menerima taubatnya.” (H.R. Bukhari)

    4) Fedehua O’leary, menemukan rahasia sujud dalam shalat.
    Ahli neurologi asal AS ini mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Dalam penelitian yang cukup lama, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah kecuali ketika seseorang melakukan sujud dalam shalat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Setelah penelitian itu, ia mencari tahu tentang Islam dan setelah mempelajari dan mendiskusikannya, akhirnya ia masuk Islam.

    5) Profesor William, menemukan tumbuhan bertasbih. Ahli biologi molecular ini masuk Islam setelah membaca firman Allah:
    “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Qs al-Isra’: 44)

    Dalam sebuah penelitian, ternyata tumbuhan dapat mengeluarkan suara ultrasonik (suara halus yang tidak dapat didengar oleh telinga biasa). Yang mengejutkan ketika getaran halus ini ditransfer pada alat perekam, muncul garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Inilah bukti kalau tumbuhan itu bertasbih seperti yang disebut pada ayat di atas.

    e. Berpegang Teguh kepada Agama Allah seraya Berjama’ah
    Firman Allah: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali (agama) Allah seraya berjamaah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan  hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali ‘Imran: 103)

    Melalui ayat ini, Allah memberikan pedoman kepada kaum muslimin bagaimana cara berpegang teguh kepada agama-Nya yakni dengan berjama’ah.

    Menurut pengertian syariat, al-Jama’ah adalah umat Islam yang menyepakati seorang pemimpin (imam/amir).

    Tujuan dari jama’ah adalah penyatuan umat Islam di seluruh dunia dalam rangka mencari ridla Allah.

    Dengan berjama’ah, umat Islam akan terhindar dari berpecah belah sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang penuh kasih sayang dan persaudaraan yang akhirnya menyebabkan datangnya hidayah kepada setiap orang yang berada dalam jama’ah tersebut.

    Wallahu A’lam bis Shawwab.

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism