Kamis, 10 Maret 2016

  • 92 Tahun Runtuhnya Turki Utsmani

    Peta Kekuasaan Turki Utsmani
    Hari ini tanggal 3 Maret 2016, dunia menganggap, telah genap 92 tahun kaum Muslimin hidup tanpa naungan sentral kepemimpinan, sejak jatuhnya Dinasti Turki Ustmani, 3 Maret 1924. Adalah Musthafa Kemal, pada tanggal 3 Maret 1924 melalui sidang Dewan Perwakilan Nasional, memecat Khalifah, membubarkan sistem Khilafah, dan menghapus sistem pemerintahan Islam yang telah berjalan ribuan tahun tersebut dari Khilafah Ustmaniyyah diganti dengan Negara Turki Sekuler.

    Nama lengkapnya Ghazi Mustafa Kemal Pasha (lahir di Selanik,Yunani 12 Maret 1881, dan meninggal di Istanbul 10 November 1938). Yunani waktu itu masih di bawah kekusaan Turki Utsmani.

    Sebagian sejarawan menyebutkan, nama kecilnya yang diberikan orangtuanya adalah Musthafa. Ghazi (artinya perang) sebutannya sebab ia senang dengan peperangan. Sedangkan Kemal (atau kamil, artinya sempurna) gelar dari guru matematikanya atas kecerdasannya saat sekolah. Adapun Pasha, panggilan militer bagi jenderal yang dianggap berjasa dalam pemerintaha Turki.

    Ia adalah seorang perwira militer yang memimpin revolusi Turki dan kemudian menjadi presiden pertama Republik Turki.

    Dialah yang pertama kali mengubah Turki Utsmani menjadi sebuah negara sekuler. Majelis Agung Turki waktu itu memberikan gelar di belakang namanya dengan “Attaturk”, yang berarti “Bapak Bangsa Turki”, pada 24 November 1934.

    inilah strategi akhir Zionis, yaitu mereka memasukkan gerakan Zionismenya dengan melancarkan gerakan untuk menumbangkan Sultan. Dengan menggunakan jargon-jargon kebebasan, kemerdekaan, dan menyebut Abdul Hamid II sebagai absolut.

    Tidak bisa berhadapan satu lawan satu, maka dicarilah celah dari dalam Turki sendiri. Salah satunya, menurut sejawaran adalah memasukkan nama Musthafa Kemal yang merupakan keturunan dari etnis Yahudi Dunama. Ini dinayatakan oleh Harold Courtenay Armstrong, seorang agen intelijen Inggris, yang menyatakan bahwa Musthafa berasal dari etnis Yahudi Dunama.

    Dalam artikel berjudul “Mengenal Firqah-firqah Yahudi” dalam situs Swaramuslim disebutkan bahwa Freemasonry, organisasi Zionis Internasional, ikut andil meruntuhkan daulah Turki Ustmani. Gerakan ini antara lain menjalin hubungan yang sangat kuat dengan organisasi Turki Ittihat ve Terrakki (al-Ittihad wa at-Taraqqi atau persatuan dan kemajuan) yang berkembang sangat pesat di Salonika, Yunani, bagian dari Turki, tempat kelahiran Musthafa Kemal.

    Di sinilah Musthafa bersama anggota-anggota komite persatuan dan kemajuan, yang dikenal sebagai kelompok Turki Muda (young Turks), yang diketahui sangat dekat dengan militer, menjalankan roda organisasi.

    Sejarah kemudian mencatat, Kemal Pasha, akhirnya menjalankan agenda Inggris, melakukan revolusi untuk menghancurkan Turki Utsmani. Hal itu diawali dengan perjanjian yang melahirkan “Persyaratan Curzon” pada 21 November 1923. Isinya, Turki harus menghapuskan khilafah Islamiyah, mengusir khalifah, dan menyita semua harta kekayaannya.

    Delapan bulan setelah itu, tepatnya 3 Maret 1924, Musthafa Kemal Pasha melalui Dewan Perwakilan Nasional mengumumkan pemecatan khalifah, pembubaran sistem khilafah, mengusir khalifah ke luar negeri, dan menjauhkan Islam dari negara.

    Dunia Islam Terpecah Belah

    Sejak 1924 itulah, kaum Muslimin di dunia hidup tanpa naungan sentral kepemimpinan, hingga terpecah belah menjadi sekitar 60-an negara nasionalis yang tidak terikat satu sama lain dengan ikatan Islam. Adanya adalah ikatan nasionalisme, kebangsaan, masing-masing, sehingga kaum Muslimin di suatu negara begitu mudah umat Islam dihinakan, wilayahnya diduduki penjajah, darahnya ditumpahkan, kehormatannya dilecehkan, dan agamanya dinistakan.

    Hingga yang terkini, negeri Syam termasuk di dalamnya adalah Palestina, menjadi sau-satunya negeri Muslim terjajah yang hampir tanpa perlawanan berarti dari seluruh negeri Muslimin. Fakta membuktikan, negeri Palstina sampai kini masih dijajah oleh Zionis Israel. Darah tumpah setiap hari, anak-anak, orang-orang tua dan perempuan dibantai tiap jam, generasi muda dan tokoh-tokoh dipenjara tanpa kemanusiaan, serta Masjid Al-Aqsha kiblat pertama Muslimin dinodai bahkan hendak dirobohkan.

    Demikian pula dunia Islam di kawasan Timur Tengah diadu domba, dan dihancurkan dari dalam dan diserang dari luar. Lihat saja bagaimana satu per satu negeri-negeri Muslim dibuat tidak aman, seperti: Irak, Afghanistan, Libya, Suriah, Yaman, dan lainnya.

    Sementara kekayaan alamnya dieksploitasi untuk kepentingan Barat dan sekutunya. Lewat mekanisme utang luar negeri, mereka dijerat untuk tunduk kepada kepentingan kapitalisme Barat. Pendidikan juga sama nasibnya. Pendidikan yang berlandaskan sekuler di negeri-negeri Islam telah mencetak generasi-generasi pemuda Islam yang jauh dari akar Islam. Pergaulan bebas, LGBT, narkoba, minuman keras menjadi bagian yang tak terpisahkan dari generasi muda saat ini. Di bidang pidana, tidak diterapkannya hukum-hukum Allah telah menyebabkan membengkaknya perkara-perkara kriminalitas seperti pemerkosaan, pelacuran, pembunuhan dan perampokan.

    Ketiadaan sistem sentral kepemimpinan Muslimin berakibat fatal bagi perlindungan nasib kaum Muslimin pada khususnya dan dunia pada umumnya. Lalu, nasib peradaban dunia ini apakah akan terus diserahkan begitu saja kepada Barat yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kebajikan kasih sayang apalagi ketuhanan.

    Kebangkitan Khilafah

    Sudah menjadi sunnatullah bahwa pada akhirnya Khilafah itu akan bangkit kembali dengan izin Allah.

    Berdasarkan riwayat dari Ahmad dan Al-Baihaqi dalam Misykatul Mashabih dari Nu’man bin Basyir menyebutkan lima fase kepemimpinan umat Islam berdasarkan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam.

    Fase Pertama, fase nubuwah, ketika umat Islam dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam selama kurun waktu sekitar 23 tahu, yakni 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.

    Fase Kedua, fase Khilafah ala minhajin nubuwwah, yakni masa kepemimpinan empat khalifah rasyidah pengikut pola kenabian, selama kurun waktu sekitar 30 tahun. Sesuai dengan ketetapan Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam, “Kekhilafahan pada umatku tiga puluh tahun, kemudian kerajaan setelah itu.” (HR At-Tirmidzi Kitabul Fitan juz 4 hlm 503 no. 2226, Abu Dawud Kitabus Sunah juz 4 hlm 221 no. 4646-4647).

    Mulai dari Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (tahun 11-13 H. / 632-634 M.), Khalifah Umar bin Khattab (tahun 13-23 H. / 634-644 M.), Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H. / 644-656 M.), dan Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H. / 656-661 M.).

    Fase Ketiga, fase Mulkan Adhan, yakni ketika umat Islam dipimpin oleh dinasti kerajaan, dimulai dari Bani Umayah Muawiyah bin Abu Sufyan (tahun 41-61 H. / 661-680 M.) hingga Bani Abbasiyah Abu Abbas As-Saffah (132-137 H. / 750-754 M.).

    Fase Keempat, fase Mulkan Jabbariyah, umat Islam dipimpin oleh dinasti kerajaan Sultan Turki Utsmani, sejak Sultan Utsman bin Er-Thaghrol (tahun 1290-1326 M.) hingga Sultan Muhammad VI (tahun 1918-1923 M.).

    Fase kelima, inilah era bangkitnya kembali sentral kepemimpinan umat Islam dalam wujud khilafah ‘ala minhajin nubuwwah, sebagaimana pernah diamalkan empat khalifah rasyidah terdahulu.

    Di Indonesia usaha penyatuan muslimin dalam khilafah juga dilakukan oleh beberapa tokoh Islam seperti HOS Tjokroaminoto, KH Mas Mansur, KH Munawar Cholil, Dr. Abdul Karim Amrullah, dan Syaikh Wali Al-Fattaah. Dimulai dengan penyelenggaraan Komite Khilafah berpusat di Surabaya (1926). Dilanjutkan dengan Kongres Muslimin Indonesia di Yogyakarta (1949), dan Kongres Alim Ulama Mubalighin Seluruh Indonesia di Medan (1953). yang kemudian melahirkan kembali sistem khilafah dalam bentuk Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berpusat di Indonesia, dengan imaamnya Syaikh Dr. Wali Al-Fattaah tanggal 10 Dzulhijjah 1372 H. / 20 Agustus 1953 M. (Suara Merdeka Rabu, 12 Agustus 1953, Mimbar Indonesia, Jumat 21 Agustus 1953).

    (selengapnya baca di www.mirajnews.com)

    Wallahu a’lam
    Oleh : Ust. Ali Farhan Tsani

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism