Rabu, 17 April 2013

  • Menjadi Manusia Berprestasi


    Wirianingsih dan Mutamimul Ula, seorang tokoh nasional yang ke-10 anaknya menjadi penghafal Al-Qur’an dan terpotret dalam sebuah buku berjudul “10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an” mengatakan bahwa yang dimaksud prestasi itu adalah hasil capaian atas usaha yang telah dilakukan seseorang. Prestasi menggambarkan dinamika perjalanan hidup seseorang atau suatu bangsa. Bagi Umat Islam, prestasi adalah suatu keniscayaan. Tanpa prestasi, umat Islam tidak akan pernah mendapatkan kehormatan (izzah) di mata umat lain. Umat Islam pernah mencapai prestasi gemilang pada masa Khulafa’ur Rasyidin, Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah dimana ketika itu Baghdad menjadi pusat kebudayaan Islam dan peradaban dunia.

    Kekhilafahan Turki Usmani juga menempatkan Istambul sebagai pusat kekuatan militer dunia. Ummat Islam pernah mencapai prestasi gemilang di bidang ilmu pengetahuan pada masa Cordova dan Al-Hambra di Spanyol di bawah kekuasaan Islam. Ketika itu Eropa (barat) masih berada pada masa kegelapan.

    MENGAPA HARUS BERPRESTASI

    Mengapa kita harus berprestasi? Allah SWT telah mengkaruniakan pada kita semua akal yang luar biasa. Bahkan Allah SWT ciptakan hidup dan mati untuk menguji sejauh mana kualitas amal kita (Surah Al Mulk : 2)

    Dalam QS. At-Tin ayat 4 Allah berfirman bahwa kita, manusia, diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kita adalah makhluk terbaik! Berarti kita lebih baik dari malaikat, jin dan syaitan. Betapa berdosanya kita bila kita menyia-nyiakan segala potensi yang telah diberikanNya dan menyerah begitu saja oleh kemalasan.

    Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menyiratkan bahwa kita harus menjadi pribadi yang berprestasi, pribadi yang berusaha untuk terus mendapatkan yang terbaik di dunia dan akhirat. Bahkan Allah menyebut kita sebagai umat yang terbaik sepanjang jaman, seperti firman Allah SWT surah Ali Imran, ayat 110;

    “Kamu adalah umat yang terbaik yang ditampilkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

    KARAKTERISTIK MANUSIA BERPRESTASI

    Taufiqurrahman, seorang master dari Omdurman University, Sudan, menyatakan ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi seseorang sehingga ia dapat disebut sebagai pribadi yang berprestasi, yaitu;

    Aqidah yang lurus

    Dengan aqidah yang lurus, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT, dan tidak akan menyimpang dari jalan serta ketentuan-ketentuanNya. Dengan kelurusan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH berfirman dalam Al Qur’an,surah Al-An’aam :162 “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam”.

    Ibadah yang benar

    Selain akidah yang lurus, ibadah yang benar merupakan salah satu pilar utama manusia berprestasi. Manusia yang ingin meraih kesuksesan yang hakiki, harus memiliki pemahaman tentang konsep akidah sesuai dengan tuntunan yang diberikan oleh agamanya.

    Maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk/mengikuti sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh melenceng dari tata cara yang telah diajarkannya.

    Akhlak yang Mulia

    Akhlak yang mulia merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap manusia, baik dalam hubungannya kepada Allah, tuhannya maupun dengan makhluk-makhluk ciptaanNya.

    Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

    Wawasan yang Luas

    Wawasan yang luas wajib dipunyai oleh pribadi muslim. Karena itu salah satu sifat Rasulullah SAW adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir. Untuk mencapai wawasan yg luas maka manusia dituntut untuk mencari/menuntut ilmu agar tidak tersesat dalam pengamalannya.

    Fisik yang kuat

    Seorang muslim haruslah memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan kondisi fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

    Disiplin Waktu

    Displin menggunakan waktu merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.

    Karena itu setiap muslim amat dituntut untuk disiplin mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

    Professional

    Professional artinya suatu pekerjaan dilakukan dengan maksimal, sesuai prosedur yang benar dan ditangani oleh ahlinya.

    Teratur dalam suatu urusan termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Dimana segala suatu urusan mesti dikerjakan secara professional dan tepat waktu.

    Apapun yang dikerjakan, profesionalisme harus selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian secara serius dalam penyelesaian tugas-tugas.

    Mandiri

    Mandiri merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Karenanya pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik.

    Bermanfaat bagi orang lain

    Manfaat yang dimaksud disini adalah manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.Ini berarti setiap muslim itu harus selalu mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.

    Untuk meraih kriteria Pribadi Muslim yang berprestasi di atas membutuhkan mujahadah dan mulazamah atau kesungguhan dan kesinambungan. Allah Ta’ala berjanji akan memudahkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh meraih keridloan-Nya.

    Wallahu A’lam bis Shawwab

    Oleh: Widi Kusnadi
    Www.mirajnews.com

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism