Rabu, 13 November 2013

  • Mu’jizat Al-Qur’an Untuk Kejayaan Muslimin

    Al-Qur’an adalah firman Allah subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Salam yang apabila membacanya maka akan memperoleh pahala bagi si pembaca.

    Diantara fungsi Allah menurunkan Al Qur’an adalah sebagai mu’jizat. secara terminologi berasal dari kata al-i'jaz dari 'ajaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan. Siapa yang dikalahkan tentu saja musuh-musuh Islam.

    Banyak sejarah yang menguatkan dan membuktikan bahwa mu’jizat yang Allah turunkan kepada setiap Nabi yang diutus menggentarkan musuh-musuh Islam.

    Mu’jizat Turun dengan Trend Zamannya

    Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah Bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang aku terima adalah wahyu.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).

    Misalnya pada zaman Musa, trend yang sedang terjadi adalah ilmu sihir maka dengan mukjizat tongkat Musa bisa berubah menjadi ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain yang ada di sekitarnya.

    Pada zaman Isa, trend yang sedang berkembang adalah ilmu kedokteran dan pengobatan, maka pada saat itu mukjizat Isa adalah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal yang merupakan puncak dari ilmu pengobatan.
    Zaman Daud memiliki suara merdu sehingga makhluk lain pun ikut bertasbih bersamanya, sanggup berbicara dengan burung, dan berhasil mengalahkan Jalut seorang prajurit raksasa dari negeri Filistin, sanggup melunakkan besi dengan tangan kosong.

    Demikian juga pada zaman Muhammad, trend yang sedang berkembang adalah ilmu sastra. Maka disaat itulah dirunkanAl-Qur'an sebagai mukjizat Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis tapi bisa menunjukkan Al-Qur’an yang diyakini oleh umat Muslim, memiliki nilai sastra tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna yang terkandung di dalamnya sehingga Al-Quran dapat terus digunakan sebagai rujukan hukum yang tertinggi sejak zaman masa hidup nabi sampai nanti di akhir zaman.

    Al-Qur’an Menggentarkan Musuh Islam

    Al-Qur’an sebagai kitab terakhir yang menjadi pedoman umat Islam senantiasa dijaga oleh Allah atas otentiknya dan tidak ada seorangpun yang pernah berhasil membuat yang serupa atau menandinginya. Allah Subahana Wa Ta’ala menantang orang-orang kafir yang ragu terhadap kebenaran Al-Quran untuk membuat surat sepadan dengan Al Quran dari segi keindahan bahasa dan kebenaran isinya.

    Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr : 9).

    Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS:Al-Isra/17:88).

    Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir (QS. Al Baqarah: 23-24).

    ‘Umar bin Khattab r.a, sahabat sekaligus khalifah kedua, sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai sosok yang jago gulat dan gemar mabuk-mabukan. Seluruh penduduk Makkah merasa takut kepadanya.‘Umar memeluk islam setelah mendengar surat Thoha yang dibacakan saudara(adik) perempuannya. Ia sangat keras dalam membela agama Allah. Ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi s.a.w dan sahabat.

    Mariyah, seorang wanita yang saat itu masih musyrik menyaksikan kemuliaan pribadi seorang Khubaib bin ‘Adi yang ditawan di rumahnya. Selama dalam tawanan Khubaib biasa menunaikan tahajjud dengan membaca surah-surah Al-Qur’an. Bila para wanita mendengar bacaannya, mereka menangis dan luluh hatinya.

    Singkat cerita setelah kematian Khubaib, Mariyah masuk Islam. Begitulah mu’jizat al-Qur’an yang memiliki keindahan dalam setiap kata-katanya hingga mampu meluluhkan hati orang-orang yang mulanya menentang kemudian sangat memuliakannya.

    Testimoni Non Muslim Terhadap Al-Qur’an

    Seorang Guru Besar berkebangsaan Perancis, Juthie menyatakan, “Sesungguhnya ajaran Al-Qur’an itu praktis dan sesuai dengan berbagai kebutuhan pemikiran”.

    Maurice Bucaille (19 Juli 1920-1998), ahli bedah Prancis berkata, "Saya menyelidiki keserasian teks Alquran dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula, saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Alquran menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang  samar (ringkas). Dengan membaca teks Arab secara teliti sekali saya dapat mengadakan inventarisasi yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern ini."

    Henry de Castri berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an mampu menundukkan akal pikiran dan memikat hati nurani. ia diturunkan kepada Muhammad sebagai bukti atas kebenaran risalahnya”.

    Pator Loizon berkata, “Muhammad mewariskan kepada dunia sebuah kitab yang sangat fasih dan mengandung berbagai budi luhur. Ia adalah kitab yang kudus. Tidak terdapat satu masalahpun yang bertentangan dengan penemuan ilmiah modern baru-baru ini. Dan ternyata keserasian antara ajaran Al-Qur’an dan hukum alam intim sekali.”

    Dilema dan Solusi

    Musush Islam telah mengetahui rahasia bahwa Al Qur’an akan membawa pengikutnya kepada kemenangan dan kejayaan di belahan dunia, membuat musuh Islam tidak senang dan meresa terusik. Mereka telah mengetahui dengan berbagai cara yang ditempuh selama ini gagal, karena Islam memiliki panduan yang sempurna yang apabila dia mengikutinya maka akan selamat. Karenanya mereka melakukan cara dengan berbagai tipu muslihat, termasuk berpura-pura masuk Islam mengganti identitasnya untuk mengetahui, mempelajari dan memahami Al-Qur’an.

    Ironisnya, mereka mengetahui dan meyakini Al-Qur’an sebagai sumber kejayaan, kemenangan, kebahagiaan dan lain sebagainya melebihi Muslim itu sendiri. Mereka belajar dari pengalaman, senjata bukan menjadi kekuatan.

    Dengan berbagai cara yang mencoba dengan sembunyi-sembunyi dan perlahan tapi pasti melalui pemikiran, adat-budaya, mencampurkan hak dengan yang bathil, dengan senjata yang dikenal dengan 3F (Fashion, Food, dan Fun).

    Serbuan propaganda ideologi dan budaya musuh-musuh Islam terutama dari Barat merasa rendah diri dan tergoda untuk meninggalkan sumber kekuatan utamanya yaitu Al-Qur’an. Mereka lebih bangga mengambil referensi dari dunia Barat sebagai pedoman hidup dan berprilaku. Terpesona dengan glamournya kemajuan ilmu dan tekhnologi membuat mereka malu untuk mempelajari Al-Qur’an dari kajian-kajian ilmiah.

    Sudah semestinya, kita sadar dan bangkit untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah agar keluar dari fitnah dan keterpurukan untuk menggapai kejayaan kejayaan Islam. Karena itu mempelajari Al-Qur’an menjadi kewajiban kita sebagai seorang Muslim, sebab Al-Qur’an adalah kunci keunggulan peradaban Islam. Dia yang akan membimbing kaum Muslimin menata kehidupan mereka dengan mengikuti cara yang diridhai oleh Allah Subahana Wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam.

    (Al-Qur’an dan syariat) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakini.(QS. Aljastiyah: 20).

    “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Kitab ini (Al-Qur’an) dan (juga) menghinakan dengannya kaum yang lain” [HR. Muslim dan Ibnu Majah].

    Wallahu A’lam bis Shawwab.

    Oleh: Nur Rahmi
    *Wartawan Mi'raj News Agency (MINA)

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism